Saturday, June 02, 2018

Half-Time @ Ramadhan – Do Not Despair, the Best is Still Yet to Come, in sha Allah!


As we pass by the Half Time mid-way point of Ramadhan, some of us may feel sad – either because of the dread that this blessed month is soon coming to an end, or that perhaps the feeling of guilt or regret in our personal performance of righteous deeds which we might feel have not quite lived to what we had aspired or hoped to achieve.

But Alhamdulillah ala kulli hal, we should remain optimistic and hopeful about the remaining half of this blessed month, as the Prophet Muhammad ﷺ said, 

وَلِلَّهِ عُتَقَاءُ مِنَ النَّارِ وَذَلِكَ فِي كُلِّ لَيْلَةٍ
"And Allah frees some of his selected slaves from the Hellfire - and that happens on EVERY NIGHT (in Ramadhan)" (Narrated by ibn Majah and at-Tirmidzi who graded it hasan)

The meaning of this hadith, is that there are people who were initially destined for the Hellfire due to their deeds; but because of their acts of righteousness and taqwa, every night Allah will select a specific group of His slaves, and out of His Mercy, will save this selected group of people and instead enter them into Paradise.
 

Now, none of us know the current state of our deeds or our ending – and who knows that perhaps, because of our efforts, we may be amongst this select group.
The key to note in this hadith is that the Prophet emphasized that this happens EVERY night. The hadith which states that “the first 10 days is Mercy, next ten days is Forgiveness, and final ten days is freedom from Hellfire” is not authentic.
 

The gates of Mercy, Blessings and Forgiveness of Allah happens are open throughout the entirety of Ramadhan, so it could very well be that these last few days might be days that we earn these privileges.

Plus - we should also bear in mind that the final 10 nights is also coming soon - not only are these the best 10 nights of the year, but as an added bonus to that, also contains the one night called Laylatul-Qadar, which is better than a thousand months!
And if we look to the sunnah of the Prophet, even he himself ﷺ would ramp up his efforts, waking up his family to spend his nights in worship.
 

If that was the case with him – one who was forgiven all his sins and promised Paradise – what more of us who have no guarantees whatsoever?
 

We should be even more desperate to deliver our best and bring our A-Game to these remaining few days.
If you feel regret or guilt of the shortcoming of your deeds – whether it be in your prayers, supplications, Qur’an, charity or others, then start now, or improve upon the base foundation you’ve trained yourself from the start. Don’t use your guilt as an excuse to burnout.


So don't be sad - If anything, we should be more enthusiastic to increase in our righteous deeds. 😁
 

And if you ARE still sad, then use that sadness to push yourselves to deliver your best until the end – because perhaps in sha Allah – the BEST is still yet to come for us!
Let us continue to motivate those around us.

May Allah grant us the best of His Mercy and Blessings this Ramadhan and make us remain steadfast untill the end. #RamadhanTillTheEnd


أبو معاوية
-AM.FAL-

Friday, June 01, 2018

Perbanyakkanlah Doa pada Bulan Ramadhan!


Antara keberkatan pada bulan Ramadhan adalah terbuka luasnya pintu berdoa yakni dalam peluang-peluang berdoa, serta dalam keberkesanannya dalam dimakbulkan oleh Allah. Rasulullah bersabda:

ثَلاَثَةٌ لاَ تُرَدُّ دَعْوَتُهُمُ الصَّائِمُ حَتَّى يُفْطِرَ وَالإِمَامُ الْعَادِلُ وَدَعْوَةُ الْمَظْلُومِ ‏
“Tiga (golongan yang), doanya tidak tertolak:
      orang yang sedang berpuasa sehingga berbuka,
      pemimpin yang adil, dan
      doa orang yang dizalimi/teraniaya.

يَرْفَعُهَا اللَّهُ فَوْقَ الْغَمَامِ وَيَفْتَحُ لَهَا أَبْوَابَ السَّمَاءِ وَيَقُولُ الرَّبُّ وَعِزَّتِي لأَنْصُرَنَّكَ وَلَوْ بَعْدَ حِينٍ
Allah mengangkat (doa)nya ke atas awan, dibukakan baginya pintu-pintu langit, dan Allah berfirman : “Demi keagungan-Ku, pasti Aku akan menolongmu meski setelah beberapa waktu”
(Riwayat ibnu Majah dan At-Tirmidzi )

Tambahan pula, renungkan wahai sahabat, di dalam susunan kumpulan ayat-ayat berkenaan ibadah puasa dan Ramadhan di dalam surah Al-Baqarah, ayat 183 sehingga ayat 187, pada pertengahan ayat-ayat tersbut, Allah menyelitkan pula tentang galakkan dan saranan untuk berdoa:

وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِي عَنِّي فَإِنِّي قَرِيبٌ ۖ أُجِيبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ إِذَا دَعَانِ ۖ فَلْيَسْتَجِيبُوا لِي وَلْيُؤْمِنُوا بِي لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُونَ
 “Dan apabila hamba-hambaKu bertanya tentang Aku, maka (ketahuilah, bahawasanya) Aku (sentiasa) hampir (kepada mereka) : Aku Perkenankan permohonan orang yang berdoa apabila ia berdoa kepadaKu.
Maka hendaklah mereka menyahut seruanKu, dan hendaklah mereka beriman kepadaKu supaya mereka diberi petunjuk (kepada kebenaran)” 
(Surah Al-Baqarah, ayat 186)

Selepas ayat ini, Allah kemudian berfirman pula tentang hukum-hakam berpuasa. Jika dilihat konteks susunan ayat-ayat ini, ia seolah-olah Allah memberi penekanan tentang pentingnya kita perbanyakkan doa: terutama sekali ketika berpuasa, lebih-lebih lagi pada bulan Ramadhan.
Di samping hadith di atas – mengenai termakbulnya doa orang yang berpuasa, keberkatan doa pada bulan Ramadhan dikuatkan lagi dengan hal berikut :

1. DIPERBANYAKKAN SUJUD PADA BULAN INI


Dengan tibanya Ramadhan maka kebiasaannya kita akan lebih banyak menunaikan solat sunat, terutama sekali solat tarawih; maka walhamdulillah ditambahkan lagi peluang untuk kita perbanyakkan lagi peluang doa dalam sujud – maka luangkanlah peluang ini untuk perbanyakkan lagi doa. Rasulullah bersabda:
Rasulullah   bersabda:
أَقْرَبُ مَا يَكُونُ الْعَبْدُ مِنْ رَبِّهِ وَهُوَ سَاجِدٌ فَأَكْثِرُوا الدُّعَاءَ‏
“Seseorang hamba itu paling dekat dengan Tuhannya ketika dia sedang sujud - maka perbanyakkanlah berdoa (ketika sujud)!" (Riwayat Muslim)

فَأَمَّا الرُّكُوعُ فَعَظِّمُوا فِيهِ الرَّبَّ عَزَّ وَجَلَّ وَأَمَّا السُّجُودُ فَاجْتَهِدُوا فِي الدُّعَاءِ فَقَمِنٌ أَنْ يُسْتَجَابَ لَكُمْ
"Adapun ketika rukuk, maka agungkanlah Allah - Sedangkan ketika sujud, maka bersungguh-sungguhlah dalam berdoa - pasti doa tersebut dikabulkan untukmu"
(Riwayat Muslim)

2. ANJURAN BERSAHUR : ANTARA WAKTU AFDHAL UNTUK BERDOA

Waktu sahur sebenarnya adalah antara waktu yang paling afdhal untuk berdoa kepada Allah.
Antara Sunnah yang amat digalakkan di dalam sunnah adalah untuk memakan sahur. Rasulullah bersabda:
تَسَحَّرُوا فَإِنَّ فِي السُّحُورِ بَرَكَةً
“Bersahurlah! Kerana sesungguhnya, di dalam Sahur itu ada barakah (keberkatan) (Hadith riwayat Al-Bukhari dan Muslim)

السُّحُورُ أَكْلَةٌ بَرَكَةٌ فَلا تَدَعُوهُ وَلَوْ أَنْ يَجْرَعَ أَحَدُكُمْ جَرْعَةً مِنْ مَاءٍ فَإِنَّ اللَّهَ وَمَلائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى الْمُتَسَحِّرِينَ
“Sahur itu adalah makanan yang berkat; oleh itu janganlah tinggalkannya, walaupun kamu hanya menelan seteguk air; kerana sesungguhnya, Allah dan Malaikat-Nya berdoa atas mereka yang bersahur
(Riwayat Musnad Ahmad; dinilai hasan oleh Al-Albani dalam “Sahih Al-Jami”)
TEMPOH SAHUR – Menurut Kamus Al-Ma’any, definasi سَحَر ( اسم ) (Sahar) : Waktu hujung malam sebelum terbit matahari waktu sebelum subuh

عَنْ زَيْدِ بْنِ ثَابِتٍ ـ رضى الله عنه ـ قَالَ تَسَحَّرْنَا مَعَ النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم ثُمَّ قَامَ إِلَى الصَّلاَةِ‏.‏ قُلْتُ كَمْ كَانَ بَيْنَ الأَذَانِ وَالسَّحُورِ قَالَ قَدْرُ خَمْسِينَ آيَةً‏
Anas meriwayatkan daripada Zaid bin Thabit – “kami telah bersahur bersama Nabi
Anas bertanya, “berapa lama tempoh antara azan dan waktu sahur?
Zaid menjawab, “tempoh masa (untuk membaca) lima puluh ayat (al-Qur’an) (HR Al-Bukhari)

Dan waktu sahur ini jugalah antara waktu yang paling afdhal untuk berdoa dan meminta kepada Allah. Rasulullah bersabda:
يَتَنَزَّلُ رَبُّنَا تَبَارَكَ وَتَعَالَى كُلَّ لَيْلَةٍ إِلَى السَّمَاءِ الدُّنْيَا حِينَ يَبْقَى ثُلُثُ اللَّيْلِ الآخِرُ يَقُولُ مَنْ يَدْعُونِي فَأَسْتَجِيبَ لَهُ، مَنْ يَسْأَلُنِي فَأُعْطِيَهُ، وَمَنْ يَسْتَغْفِرُنِي فَأَغْفِرَ لَهُ
“Tuhan Kita – Maha Suci dan Maha Tinggi – akan turun kepada langit yang paling hampir kepada dunia pada hujung pertiga malam yang terakhir, seraya berfirman:
“Siapa yang ingin berdoa kepadaku agar aku memakbulkan doanya? Siapa yang in memohon kepadaKu agar aku Perkenankan permohonannya? Siapa yang memohon keampunan daripadaKu, agar aku mengampuninya?” (HR Al-Bukhari dan Muslim)

Dan ternyata, inilah sifat golongan muttaqi (yakni, orang yang bertakwa) yang disifatkan oleh Allah di dalam Surah Adz-Dzariyat, ayat 17-18:
كَانُوا قَلِيلًا مِنَ اللَّيْلِ مَا يَهْجَعُونَ ﴿١٧﴾ وَبِالْأَسْحَارِ هُمْ يَسْتَغْفِرُونَ
“Mereka tidur amat sedikit pada waktu malam; dan pada waktu ashar (penghujung malam) – mereka beristighfar (memohon keampunan)”

Ini juga antara sifat-sifat hamba Alllah yang sejati yang disifatkan dalam surah Ali Imran ayat ke-17:
الصَّابِرِينَ وَالصَّادِقِينَ وَالْقَانِتِينَ وَالْمُنْفِقِينَ وَالْمُسْتَغْفِرِينَ بِالْأَسْحَارِ
“Mereka yang bersabar, dan yang berkata benar, dan patuh taat, dan membelanjakan (harta mereka ke jalan Allah), dan mereka yang beristighfar memohon keampunan pada waktu ashar”

Maka di samping menikmati juadah santapan kita pada waktu pagi, letakkanlah juga usaha untuk beristighfar dan berdoa pada waktu keberkatan ini.
Tidak semestinya perlu kepada doa yang panjang – hanya sekadar istighfar dan dzikir-dzikir yang pendek juga maka kesemuanya itu baik walhamdulillah.



3. DOA MEMENUHI MATLAMAT IBADAH PUASA: IAITU UNTUK MEMPEROLEH TAKWA


Allah berfirman

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ

“Wahai orang-orang beriman – Ibadah puasa telah diwajibkan keatas kamu, sepertimana yang telah diwajibkan kepada kaum sebelum kamu, agar kamu bertakwa” (Surah Al-Baqarah, ayat 183)

Secara umumnya, Allah berfirman

يَا أَيُّهَا النَّاسُ اعْبُدُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ وَالَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
“Wahai manusia, beribadahlah kepada Tuhanmu yang telah menciptakan kamu dan mereka yang datang sebelum kamu – agar kamu bertakwa” (Surah Al-Baqarah, ayat 21)

Seperti yang ditekankan oleh Rasulullah ,  doa itu sendiri adalah sebaik-baik ibadah. Baginda bersabda:

"‏ لَيْسَ شَىْءٌ أَكْرَمَ عَلَى اللَّهِ سُبْحَانَهُ مِنَ الدُّعَاءِ ‏"
Rasulullah bersabda: Tiada apa (amalan ibadah) yang lebih mulia di sisi Allah melainkan doa. (Hadith Riwayat At-Tirmidzi, al-Hakim)

إِنَّ اَلدُّعَاءَ هُوَ اَلْعِبَادَةُ
“Sesungguhnya doa, itulah Ibadah” (Riwayat Abu Dawud, ibn Majah dan At-Tirmidzi yang menilainya sahih)


Dan kalau dilihatkan, Doa itu sendiri adalah manifestasi Tauhid dan penghambaan seseorang kepada Allah – menerusi :
·  Tauhid uluhiyyah – Dengan memohon-Nya sahaja, tanpa sebarang sekutu
·  Tauhid rububiyyah (ke-esaan dalam ketuhanan Allah) – dengan mengaku bahawasanya Dialah Sang Pencipta, murabbi (yang menjaga rezeki dan kesihatan kita), yang menguasai dan memiliki sekalian Alam
·   Tauhid Asma was-Sifat (mengesakan Nama dan Sifat-sifat Mulia Allah) – melalui doa, dengan amalan kita secara langsung mengakui bahawasanya Allah adalah :
  • Yang Maha Pengasih (الرَّحمان), yang Maha Mengasihani (الرحيم), Yang Maha Mengasihi (الودود), Yang Maha Mengampuni (الغافر، الغفور، العفو), Yang Maha Menerima Taubat (التواب) – maka kepadaNyalah kita pohon untuk mengampuni dosa kita
  • Yang Maha Kaya dan Bebas daripada segala jenis keperluan (الغني), Yang Maha Dermawan (الكريم), yang Maha pemberi rezeki (الرزاق),Maha Pemberi (الوهاب) – Maka Dialah yang patut kita Minta segala sesuatu yang kita inginkan, baik yang kecil mahupun sebesar-besar permintaan
  • Raja kepada segala Raja (المالك), yang Maha Bijaksana (الحكيم، الحاكم) – Maka KepadaNyalah kita berserah diri dan bertawakkal dalam segala urusan dan ketentuan-Nya
  • Maha berkuasa (القدير), Maha Kuat (المتين) – Yang Maha Berkuasa untuk mengubah segala sesuatu
  • Pemberi kejayaan (الفتاح) – Maka mohon lah kepada-Nya

Dan dengan lebih terjalin hubungan seorang dengan Rabb-Nya, maka dengan itulah terbentuk lagi takwa seseorang – dan memenuhi matlamat puasa secara keseluruhannya, seperti yang disebut di dalam ayat ke 183 daripada surah al-Baqarah.

Maka gunakanlah peluang pada bulan Ramadhan ini untuk perbanyakkan doa kepada Allah – dengan hati yang ikhlas dan kehambaan kepadanya.

Antara permulaan yang terbaik adalah dengan membaca / menghafal doa-doa yang ma’thur – yakni yang diriwayatkan di dalam Al-Qur’an serta sunnah amalan Nabi Muhammad - inilah doa-doa yang terbaik, kerana melalui panduan inilah kita diingatkan tentang hal yang terpenting untuk memohon kepada Allah.

Semoga kita tergolong di kalangan mereka yang tetap dan sentiasa berdoa kepada Allah – terutama sekali pada bulan Ramadhan mubarak ini.


وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ ۚ إِنَّ الَّذِينَ يَسْتَكْبِرُونَ عَنْ عِبَادَتِي سَيَدْخُلُونَ جَهَنَّمَ دَاخِرِينَ
“Dan Tuhanmu telah berfirman: Berdoalah kepadaKu – nescaya akan Aku perkenankan! Sesungguhnya mereka yang terlalu angkuh daripada beribadah kepadaku, nescaya akan masuk ke dalam neraka jahannam dalam keadaan hina” (Surah Ghafir, ayat 60)